Adik Presiden Suriah Dibunuh
okezone.com
Foto : Maher al Assad (telegraph)
DAMASKUS - Adik dari Presiden Suriah Bashar al Assad, Maher al Assad, dikhabarkan maut dalam pembunuhan. Menurut laporan dari Suratkhabar Al Shuruq, Maher mati akibat 30 tembakan.
Setelah diberondong dengan 30 peluru, Maher langsung dilarikan ke unit perawatan intensif di rumah sakit. Maher yang terluka itu, menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Demikian seperti diberitakan Al Shuruq, Minggu (20/5/2012).
Maher sering disebut-sebut sebagai tangan kanan Presiden Bashar al Assad yang berkuasa di Suriah setelah menggantikan ayahnya, Hafez al Assad. Lelaki berusia 44 tahun itu merupakan putera bungsu dari Hafez al Assad dan Aniseh Makhlouf.
Jarir militer Maher cukup baik, dia pun dipromosikan ke pangkat yang lebih tinggi. Tepat pada tahun 2000 silam, Hafez al Assad meninggal dunia, Maher yang saat itu berpangkat major, mendapatkan promosi untuk menjadi seorang leftnan kolonel. Maher akhirnya memimpin 10 ribu pasukan Garda Republik Suriah.
Lelaki yang sering tampil di publik itu juga memiliki pengaruh kuat di Partai Baath Suriah. Maher sempat mencuba untuk mengadakan perundingan damai dengan Israel, namun hal itu ditolak oleh mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon.
Sejak demonstrasi besar muncul di Suriah, pasukan Maher memainkan peranan penting dalam menghadapi demonstran di Kota Daraa. Media asal Amerika Syarikat Los Angeles Times melaporkan, para pasukan Maher menembaki demonstran yang mendesak Presiden Suriah mundur. Salah seorang militer Suriah yang membelot mengatakan, mereka diperintahkan untuk menembak kepala atau jantung para demonstran.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Maher sebagai seorang yang biadab. Erdogan pun mendesak Presiden Assad agar mencopot jabatan Maher dan mengusir Maher keluar dari Suriah. AS juga memberlakukan sanksi ke Maher pada 2011 lalu.(AUL)
Setelah diberondong dengan 30 peluru, Maher langsung dilarikan ke unit perawatan intensif di rumah sakit. Maher yang terluka itu, menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Demikian seperti diberitakan Al Shuruq, Minggu (20/5/2012).
Maher sering disebut-sebut sebagai tangan kanan Presiden Bashar al Assad yang berkuasa di Suriah setelah menggantikan ayahnya, Hafez al Assad. Lelaki berusia 44 tahun itu merupakan putera bungsu dari Hafez al Assad dan Aniseh Makhlouf.
Jarir militer Maher cukup baik, dia pun dipromosikan ke pangkat yang lebih tinggi. Tepat pada tahun 2000 silam, Hafez al Assad meninggal dunia, Maher yang saat itu berpangkat major, mendapatkan promosi untuk menjadi seorang leftnan kolonel. Maher akhirnya memimpin 10 ribu pasukan Garda Republik Suriah.
Lelaki yang sering tampil di publik itu juga memiliki pengaruh kuat di Partai Baath Suriah. Maher sempat mencuba untuk mengadakan perundingan damai dengan Israel, namun hal itu ditolak oleh mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon.
Sejak demonstrasi besar muncul di Suriah, pasukan Maher memainkan peranan penting dalam menghadapi demonstran di Kota Daraa. Media asal Amerika Syarikat Los Angeles Times melaporkan, para pasukan Maher menembaki demonstran yang mendesak Presiden Suriah mundur. Salah seorang militer Suriah yang membelot mengatakan, mereka diperintahkan untuk menembak kepala atau jantung para demonstran.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Maher sebagai seorang yang biadab. Erdogan pun mendesak Presiden Assad agar mencopot jabatan Maher dan mengusir Maher keluar dari Suriah. AS juga memberlakukan sanksi ke Maher pada 2011 lalu.(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar